PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEBERLANGSUNGAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

LABORATORIUM FISIKA LAUT

tema : perubahan iklim dan pulau-pulau kecil

Indonesia merupakan negara yang notabenenya adalah negara kepulauan, bahkan berpredikat sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia. dengan bentangan pulau yang terletak dari utara ke selatan dan dari timur ke barat Indonesia, semua merupakan bentangan-bentangan gugus pulau dengan garis pantai sepanjang 95.161km. Dengan memiliki begitu banyak pulau, tercatat sampai bulan oktober 2009, data dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jendral Kelautan, pesisir dan pulau-pulau kecil, terdapat kurang lebih sebanyak 17.504 pulau, dengan luas wilayah laut seluas 5,8 juta km².

Pulau-pulau kecil merupakan istilah untuk pulau yang luas dimensinya tidak lebih dari 10 hektar dan tingginya tak lebih dari 3 meter diatas permukaan laut(DKP,2004). Definisi dari pulau sendiri adalah masa daratan yang terbentuk secara alami, dikelilingi oleh air dan selau berada dipermukaan saat air pasang(UNCLOS,1998). Dari 17.504 pulau yang berada dalam wilayah otoritas pemerintah Republik Indonesia, sekitar 6000 pulau tidak berpenghuni, hanya sekitar 10.000 pulau yang diperkirakan telah ditempati penduduk, 24 pulau kecil sudah tergenang oleh air laut, 92 pulau terluar terancam oleh kenaikan muka air laut akibat oleh pemanasan global.

1. Pulau-pulau Kecil

Pulau-pulau kecil dibagi dua berdasarkan bentuknya, yaitu :

  1. Pulau oseanik, dibagi dua lagi menjadi :

1. Pulau Vulkanis

2. Pulau Karang (datar)

  1. Pulau Kontinental

Karakteristik dari pulau-pulau kecil diantaranya :

  1. Terpisah dari habitat pulau induk (mainland island) dan bersifat insular
  2. Memiliki sumberdaya air terbatas, baik air permukaan maupun air tanah, dengan daerah tangkapan air yang relatif kecil atau sangat terbatas sehingga sebagian aliran air permukaan dan sedimen akan diteruskan ke laut
  3. Rentan terhadap pengaruh dari luar, baik yang bersifat alami (badai dan gelombang besar) maupun akibat kegiatan manusia (pengubahsuaian lahan, pencemaran)
  4. Memiliki sejumlah spesies endemik yang bernilai ekologis tinggi
  5. Area perairan lebih luas daripada daratan, serta relatif terisolir
  6. Tidak memiliki hinterland yang jauh dari pantai.

2. Perubahan Iklim

Fenomena yang beberapa tahun belakangan ini telah menguap ke permukaan dan menjadi bahasan pokok pembicaraan negara-negara di dunia, fenomena yang sekarang ini telah berubah predikat menjadi sebuah kenyataan yang pahit yang harus ditelan oleh manusia jika dibiarkan berlarut-larut, yaitu perubahan iklim, atau yang biasa disebut climate change. Perubahan iklim yang normal tidak masalah, namun ketika perubahan iklim tidak menentu dan tidak terbatas ruang dan waktu, bahkan sudah tidak dapat diprediksi lagi. Perubahan iklim terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang cukup panjang, antara 50-100 tahun. Perubahan iklim merupakan efek dari pemanasan global yang disebabkan oleh kenaikan gas-gas rumah kaca terutama karbondioksida dan metana yang mengakibatkan dua hal, yaitu fluktuasi curah hujan yang tinggi dan menaiknya muka air laut.

Cuaca ekstrim, badai tropis yang semakin sering dan pergeseran musim merupakan fenomena perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan salah satu buah tangan aktivitas manusia juga yang tidak ramah lingkungan, dan dapat juga disebabkan karena mencairnya es di kutub sehingga mempengaruhi suhu dan volume air laut.

Berikut merupakan data-data dari IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) yang menggambarkan kondisi perubahan iklim yang terjadi saat ini :

  1. Telah terjadi kenaikan suhu rata-rata sebesar 0,76˚C antara periode 185—2005
  2. 11 dari 12 tahun terakhir (1995-2006) merupakan tahun-tahun dengan rata-rata suhu terpanas sejak dilakukan pengukuran suhu pertama kali pada tahun 1850
  3. Telah terjadi kenaikan permukaan air laut global rata-rata sebesar 1,8 mm per tahun antara periode 1961-2003
  4. Telah terjadi kekeringan yang lebih intensif pada wilayah yang lebih luas sejak tahun 1970an, terutama di daerah tropis dan sub-tropis

Dari data-data diatas dapat dibayangkan apa yang akan terjadi pada Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. Bagaimana nasib pulau-pulau terkecil kita 20-50 tahun ke depan yang menurut data dari Dinas Kelautan dan Perikanan ada banyak pulau yang hanya setinggi 1 meter dari permukaan, kalau sampai tahun ini saja data menyebutkan bahwa telah terjadi kenaikan muka air laut rata-rata 1,8 mm per tahun.

Indonesi memiliki 17.504 Pulau (data tahun 2004), sekitar 6.000 diantaranya tidak berpenghuni. Dengan terjadinya perubahan ikliom dapat berdampak pada hilangnya pulau-pulau di Indonesia sebanyak 24 pulau, data ini diperoleh sampai pada Oktober 2009, hal ini terjadi antara lain karena mencairnya es di kutub sehingga dapat menaikkan permukaan air laut. Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim, seperti degradasi pulau dan juga pantai.

Perubahan iklim juga dapat menurunkan pendapatan nelayan dan petani, karean dengan tingginya gelombang dan tak menentunya cuaca dapat menghambat nelayan untuk melaut sehingga mereka tidak dapat mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Kenaikan suhu 2˚C juga dapat membunuh flora dan fauna yang sangat berguna untuk kehidupan. Dampak perubahan iklim yang lain yang terjadi di Indonesia antara lain :

  1. Banjir tahunan akan meningkat di banyak daerah, antara lain seperti di Pesisir Timur Pulau Sumatera, Kalimantan, Pesisir Utara Pulau Jawa.
  2. Kekeringan akan makin meluas seperti di pulau-pulau Nusa Tenggara.
  3. Kenaikan muka laut mengancam kita kehilangan banyak daratan pesisir di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan banyak pulau-pulau kecil akan tenggelan seperti pulau-pulau di Kepulauan Seribu, dan Taka Bonerate.
  4. Masalah degradasi lingkungan akan banyak terjadi di berbagai pulau di Indonesia yang berujung pada ancaman kekurangan gizi penduduknya.
  5. Ancaman gelombang badai dan angin ribut juga akan makin meningkat di banyak kawasan pesisir.
  6. Para nelayan juga akan makin sulit menangkap ikan bila ikan bergerak ke tengah laut.
  7. Para petani kita juga akan kesulitan menghadapi perubahan pola cuaca.

3. Analisis terhadap perubahan iklim

Fenomena perubahan iklim yang dalam beberapa tahun belakangan ini menguap ke permukaan sehingga memaksa manusia untuk sadar akan lingkungan dan mulai menganalisa apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan iklim ini begitu ekstrim terjadi. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim, namun yang paling memungkinkan untuk menjadi factor utama penyebab perubahan iklim ini adalah aktivitas manusia, dalam banyak hal, bumi ini selalu dalam keadaan seimbang sampai suatu ketika aktivitas manusia yang menyebabkan bumi menjadi tidak seimbang. Apa yang akan terjadi jika bumi tidak dalam keadaan seimbang sangatlah mengerikan, mulai dari mencairnya es di kutub, matahari yang sudah mulai menurun aktivitas penyinarannya, cuaca yang sudah tidak dapat diprediksi sampai pada bencana-bencana yang terjadi seperti gempa bumi, angin topan sampai pada gunung meletus.

Dalam hal perubahan iklim pun tak lepas dari aktivitas manusia, seperti eksploitasi sumberdaya alam di pesisir laut yang berlebihan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang telah menciptakan polusi dan kerusakan fatal. Bagaimana tidak ketika pasir di pesisir mulai di ambil dan di jual ke tempat lain, ketika terjadi over fishing, dan ketika melakukan penangkapan ikan yang berlebihan dan menyalahi aturan yang telah ditetapkan. Meningkatnya kadar karbondioksida yang diproduksi oleh industri berbahan bakar fosil (migas dan batubara), juga disebabkan karena tingginya jumlah kendaraan yang beraktivitas per harinya sehingga dapat meningkatkan kadar karbondioksida.

Tingginya kadar karbondioksida jika tidak diimbangi oleh penyerapan oleh lautan dan hutan makan akan semakin memperburuk kondisi iklim dunia. Sampai saat ini, hutan masih menjadi primadona penyerap karbon setelah laut. Laut selama ini dianggap sebagai penyerap karbon dengan jumlah yang konstan, namun anggapan tersebut dipatahkan oleh seorang peneliti bernama Andrew Watson, beliau menyatakan bahwa jumlah penyerapan karbon terus berubah di setiap periode waktu. Dari pernyataan beliau, dapat di tarik makna bahwa laut tidak selamanya konstan dalam hal penyerapan karbon, ketika tingkat penyerapannya tinggi, maka akan sedikit mengurangi kadar karbon di udara, namun ketika penyerapan karbon oleh laut menurun, maka kadar karbon di udara pun tak jauh berubah.

Hal lain yang merupakan dampak dari perubahan iklim adalah meningkatnya suhu muka laut. Data terbaru menyebutkan suhu muka laut pada Juli lalu merupakan yang paling hangat diantara bulan-bulan Juli sepanjang sejarah pencatatan suhu di muka bumi. Beberapa ilmuan menduga semakin melambungnya suhu muka laut dari tahun ke tahun bakal merujuk kepada perubahan yang lebih luas, yakni perubahan iklim global. Tingginya suhu muka air laut dapat mengancam ekosistem terumbu karang yang selama ini sebagai tempat fishing groud dan nursery ground. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas ikan-ikan yang selama ini hidup disekitar terumbu karang, dan yang lebih parah lagi ketika aktivitas terumbu karang telah menurun adalah semakin sedikitnya karbon yang terserap oleh terumbu karang.

Kebijaka pemerintah pun tak lepas andil dalam perubahan iklim yang mengganggu keberadaan pulau-pulau kecil. Pemerintah saat ini dalam hal pengelolaan dan penjagaan keberlangsungan pulau-pulau kecil tidak berbasis lingkungan, namun lebih kepada eksploitasi sumberdaya alam tanpa mempertimbangkan keberlanjutan dari sumberdaya alam tersebut. Tidak sempurnanya sistem mitigasi yang dibangun pemerintah  juga dapat mengancam keberlangsunga pulau-pulau kecil, bahkan sampai saat ini pemerintah terkesan pilih kasih dalam penerapan sistem mitigasi untuk pulau-pulau kecil.

4.  Solusi Terhadap Iklim yang mengancam keberlangsungan pulau-pulau kecil.

Menteri kelautan dan perikanan periode 2004-2009, Freddy Numberi pernah mengatakan bahwa keberlangsunga pulau-pulau kecil saat ini sangat menghawatirkan, terlebih data sampai tahun 2007, sudah 24 pulau yang dinyatakan hilang akibat perubahan iklim, beliau mengatakan salah satu strategi yang dapat pemerintah lakukan untuk menanggulangi perubahan iklim adalah dengan memaksimalkan potensi kelautan Indonesia, laut memiliki peran yang penting dalam perubahan iklim, dengan kemampuan perairan Indonesia yang dapat menyerap 300 juta ton karbon per tahun. Bahkan pemerintah telah menyediakan pulau-pulau untuk ditempati warga Negara lain yang kehilangan wilayah negaranya yang tenggelam, seperti Maladewa.

Memperbaiki lingkungan dengan reboisasi, menjaga kelestarian hutan bakau dan terumbu karang juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk menanggulangi perubahan iklim. Selama ini sistem mitigasi di Indonesia, khususnya terhadap pulau-pulau kecil terkesan menyepelekan dan lambat. Ketika terjadi bencana, barulah pemerintah bertindak, itupun tidak dengan langkah yang sistematis, cepat dan tepat. Untuk itulah membuat sistem mitigasi yang baik dapat mengatisipasi dampak perubahan iklim.

Bagi kita, mungkin hal-hal kecil seperti mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi pemakaian AC, mencabut colokan charger Handphone atau pun Laptop dan Komputer setelah digunakan, mengurangi pemakaian parfurm, sering kita lakukan, namun tahukah bahwa hal-hal kecil tersebut dapat mengurangi ketebalan lapisan ozon, sehingga penghalang penyinaran matahari terhadap bumi semakin tipis, dan hal ini tentunua dapat berdampak negatif terhadap bumi , seperti meningkatnya suhu muka air laut, cuaca yang sulit di prediksi, sampai kepada tingginya gelombang air laut yang menyulitkan aktivitas nelayan yang kehidupannya bergantung dari melaut.

Mengurangi emisi gas karbon hasil dari industri juga sangat penting, Negara-negara maju saat ini sedang berusaha keras mengurangi karbon yang mereka hasilkan dari hasil industri, Negara-negara tersebut, seperti Amerika, Inggris, Prancis, dan India. Namun Negara-negara berkembang seperti Indonesia pun tak boleh merasa lega denga sedikitnya jumlah produksi Karbon. Indonesia harus dapat memainkan peran di dunia internasional dengan poitik diplomasi iklim. Pertemuan-pertemuan demi pertemuan haruslah menghasilkan sebuah kesepakan untuk mengurangi emisi karbon. Mulai dari protocol Kyoto, pertemuan di Bali untuk membahas isu perubahan iklim pada akhir tahun 2008. WOC DI Manado, 11-15 Mei 2009, sampai pada konferensi perubahan iklim di kopenhagen, di Denmark pada bulan Desember 2009 ini, Indonesia haruslah dapat memainkan peran sebagai salah satu Negara penyerap karbon terbesar setelah Brasil.

Sumber referensi :

  1. www.dkp.go.id
  2. www.ppnsi.org
  3. Harian Media Indonesia
  4. Harian Tempo

35 tanggapan untuk “PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEBERLANGSUNGAN PULAU-PULAU KECIL DI INDONESIA”

  1. Tulisan yang sangat menarik kawand,, 🙂

    kalau boleh tahu apa kendala pemerintah kita ini dalam memetakan pulau – pulau terluar yang belum terindentifikasi, apa upaya kongkrit yang telah mereka lakukan??

    menurut pendapat anda dalam analisis perubahan iklim dalam konteks keberlangsungan pulau – pulau kecil di negara kita ini akankah ada efek yang yang sangat signifikan bagi perubahan iklim di dunia??

    terima kasih,,

    1. terimakasih atas pertanyaan Anda suadara Darmadi.
      saya akan mencoba menanggapi pertanyaan pertama, berbicara mengenai kendala, jelas sampai saat ini Indonesia masih kesulitan dalam hal penyediaan anggaran untukk penelitian lebih lanjut mengenai pendataan pulau-pulau kecil, begitu juga dengan peralatan yang kita punya, masih kurang mendukung untuk dilakukan sebuah penelitian dengan peralatan yang masih sederhana. faktor kualitas sumberdaya manusia juga masih menjadi kendala yang utama.
      mengenai efek terhadap perubahan iklim dunia, mungkin dengan giatnya kita meminimalisir dampak perubahan iklim di wilayah kita sendiri, hal ini tentu akan berdampak positif terhadap peran Indonesia di dunia jika kita dapat mengurangi emisi karbon, kedalam konferensi ataupun pertemuan negara-negara lain untuk membahas dampak perubahan iklim, dan Indonesia dapat memainkan peran politik di dalamnya, seperti mendorong negara-negara penghasil emisi karbon terbesar seperti Amerika dan India untuk mengurangi emisi karbon mereka.

    1. terimakasih saudari Indri atas pertanyaannya.
      saya akan coba menjawab apa yang di maksud dari pulau-pulau kecil yang tidak memiliki hinterland.
      hinterland disini dapat dimaknai sebagai daerah pedalaman, yaitu daerah di sebuah pulau kecil dimana daerah itu khusus untuk tempat penduduk maupun untuk satwa-satwa yang ada di sana dan daerah pedalaman ini menandakan bahwa pulau tersebut memiliki daerah yang cukup luas untuk beraktivitas seperti di pulau-pulau lainnya.

  2. terimakasih darma, sudah saya benarkan alamatnya.
    sangat menarik mengenai apa yang Anda tanyakan, yaitu mengenai kendala pemerintah dalam memetakan pulau-pulau kecil dan apa upaya konkritnya serta adakah efek nya terhadap perubahan iklim dunia.
    pertama saya akan coba menanggapi pertanyaan yang pertama, berbicara mengenai kendala, jelas, pemerintah kita masih memiliki beberapa kendala dalam memetakan pulau-pulau kecil, yang pertama adalah minimnya dana yang disediakan pemerintah untuk kegiatan survey lokasi, serta sedikitnya peralatan dan teknologi yang kita miliki untuk medata dan memverifikasi pulau-pulau kecil di Indonesia. kendala terhadap orang lapangan yang menguasai bidang ini pun terhitung masih minim.
    lalu langkah konkrit apa yang sebaiknya pemerintah lakukan? pemerintah mungkin sebaiknya lebih memperhatikan kualitas sumbedaya manusia dan kualitas peralatan serta sokongan dana untuk melakukakan survey lapangan, bisa juga pemerintah bekerjasama dengan instansi atau LSM luar negeri untuk kepentingan yang sama.
    mengenai pertanyaan kedua, apapun yang kita lakukan (masyarakat serta pemerintah) dalam hal meminimalisir dampak perubahan iklim, tentu sedikit banyak akan mempengarhi perubahan iklim di dunia, dengan cara apa? ketika negara kita dapat membuktikan bahwa Indonesia bisa mengurangi emisi karbon, dan setelah itu memainkan peran politik dalam penanganan perubahan iklim dunia, maka bukan hal mustahil, Indonesia kelak akan memimpin dunia dalam hal perubahan iklim ini.

  3. sangat menarik untuk dikaji secara mendalam lagi …
    saya cuma mau menanyakan sebaliknya dari judul saudara furkon sendiri, apakah keberadaan pulau-pulau kecil di Indonesia ini berpengaruh terhadap perubahan iklim sendiri?! atau kah dengan pemerintah atau kita sendiri sebagai mahasiswa ilmu kelautan memaksimalisasikan keberadaan pulau2 kecil tersebut dapat mengurangi terjadi perubahan iklim tersebut??
    terima kasih…

    1. terimakasih saudara Firman atas pertanyaannya,
      untuk dua pertanyaan Anda tersebut tampaknya setipe dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh saudara Darmadi, silahkan cek jawaban saya di link Comment. terimakasih.

  4. ko cuman liat ja blog gw????
    kasih koment ya!!!!……

    sekarang ini pulau-pulau kecil di Indonesia sudah semakin berkurang…..
    memang sulit bagi pemerintah untuk bisa menanggulanginya…nah mungkin ada sanggahan dari anda mengenai semua itu,,,!!!!!

    1. terima kasih atas tanggapanya,
      mungkin dalam hal ini saya sepakat bahwa memang Indonesia telah mengalami kehilangan pulau-pulau kecil, data dari DKP sampai pada oktober 2009 menyebutkan bahwa sedikitnya 24 pulau-pulau kecil telah hilang.
      hal ini dapat disebabkan karena kelalaian pemerintah dalam memitigasi pulau-pulau kecil ataupun memang perubahan iklim yang terjadi saat ini merupakan salah satu faktor penyebabnya.

  5. Assmlkm qon,,Ane m tanya neh.Bgne,,,”
    1. Adakah ukuran pasti daratan (panjang,tinggi n lebar) untuk bisa disebut pulau/pulau kecil???
    2. Apakah solusi yang distrategikan oleh pemerintah kita sudah benar2 diterapkan,,jangan2 cuma skedar teori belaka????

    1. wlmkslm.
      jazakallah Dico atas pertanyaannya, saya akan coba menangapinya.
      Departemen Kelautan dan Perikanan sebenarnya sudah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan pulau kecil, yaitu pulau yang luas daerahnya < 2.000 km2 dan dengan jumlah penduduk < 20.000n orang.
      berikut definisi beberapa instansi terkait pulau-pulau kecil :
      CSC (1984) : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 5.000 km2
      UNESCO : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 2.000 km2
      (1991) atau lebarnya kurang dari 10 km
      SK Menteri : Pulau kecil adalah pulau dengan luas area < 10.000 km2,
      KP No. penduduk < 200.000 orang
      41/2000.
      sementara untuk strategi yang diemban pemerintah, sebernarnya sudah cukup baik, walaupun masih terdapat kekurangan dibeberapa sisi, seperti kurangnya langkah mitigasi dan kurangnya SDM yang berkualitas dibidang yang terkait.

  6. asslmkm…
    fur,,,ari may tanya yg masalah solusi terhadap iklim yang mengancam keberlangswungan pulau2 kecil…
    furkon menulis dalam paragraf ! masalah tentang salah satu solusinya yaitu memaksimalkan potensi…itu bagaimana???dan contohnya???

    1. wlkmslm.
      terima kasih atas pertanyaan yang telah Anda berikan, terkait maksud dari kalimat memaksimalkan potensi adalah pemerintah dalam hal in bersama masyarakat seharusnya peka dan sadar akan potensi yang dimiliki baik oleh sumberdaya manusianya maupun sumberdaya alam dari kelautan kita. sebagai ncontoh yang terkait denga perubahan iklim adalah pemerintah dengan langkah sistematis seharusnya dapat memaksimalkan sumberdaya manusia, dalam hal ini para peneliti, minimal untuk membangun sistem mitigasi bencana untuk keamanan pulau-pulau kecil ketika terjadi bencana yang datang tiba-tiba.

  7. tulisan yang cukup menarik….

    saya mau nanya, dampak jangka panjang dari perubahan iklim bagi keberlangsungan pulau2 kecil bisa mengakibatkan tenggelamnya pulau2 tersebut. adakah pulau2 kecil di indonesia yang tenggelam gara2 dampak jangka panjang dari perubahan iklim tsb..? mohon disebutkan nama pulau2 nya..!!
    trus yang kedua, adakah dampak jangka pendek yang berakibat langsung pada keberlangsungan pulau2 kecil di indonesia? terima kasih…

    1. terima kasih atas pertanyaannya.
      data dari DKP sampai bulan Oktober 2009, tercatat 24 pulau-pulau kecil Indonesia telah hilang tenggelam, namun pihak DKP belum mengkonfirmasi pulau-pulau kecil mana saja yang dimaksud.
      untuk
      dampak jangka pendeknya tentu ada, seperti semakin tingginya permukaan air laut disekitar pulau, lalu semakin meningkatnya populsasi nyamuk-nyamuk penyebab penyakit yang pertumbuhannya semakin sepat seiring dengan meningkatnya suhu, dan dari segi ekonomi pun para nelayan dapat kehilangan pemasukan dikarenakan selama iklim tak menentu, mereka tidak melaut.

  8. blog yang ssangat menarik ,,,,,,

    terima kasih sebelumnya telah menanggapi tulisan saya,,

    namun ada sedikit pertanyaan mengenaai tulisan anda

    apakah ada solusi lain mengenai pengurangan emisi gas karbon yang berdampak pada pulau kecil ?

    terimakasih

    1. terima kasih atas pertanyaanya.
      untuk solusi lain, mungkin kita, dalam hal ini masyarakat bersama pemerintah sebaiknya bekerjasama terkait dalam mempertahankan pulau-pulau kecil, seperti membuat mitigasi terhadap pulau-pulau kecil dengan salah satunya memberikan penyuluhan dan sosialisasi akan pentingnya pulau-pulau kecil, di samping itu dapat juga dengan meminimalkan penggunaan barang-barang yang dapat menambah emisi gas karbon, seperti AC, minyak wangi(parfurm) dan sebagainya.
      terima kasih.

  9. terimakasih qon…
    blog mu memberi tambahan ilmu untuk saya..

    gni qon,,
    sebagai ahasiswa ilmu kelautan yag peduli dengan laut beserta isinya..
    langkah apa yang seharusnya kita lakukan untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan sebagian dampak dari perubahan iklim itu??

    1. terima kasih atas tanggapannya.
      sebagai mahasiswa, terlebih khusus mahasiswa ilmu kelautan, banyak langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk minimal mengurangi dampak perubahan iklim ini.
      bisa melalui pencerdasan awal intern mahasiswa ilmu kelautan mengenai dampak perubahan iklim, setelah itu baru kita beranjak pada pencerdasan masyarakat, khususnya masyarakat pesisir.
      bisa juga dengan aksi nyata dengan mengusulkan bentuk mitigasi untuk pulau-pulau kecil.
      dan langkah yang tak boleh kita hiraukan adalah mengontrol jalannya roda pemerintahan yang berkaitan dengan bidang kelautan.

  10. Syarat UAS Meteorologi
    1. Deadline pengumpulan adalah tanggal 5 January 2010,
    2. Isi diprint dan dikumpul pada tanggal 7 January 2010, ke bu lintang atau pak Noa,
    3. Pertanyaan (komentar) dan jawaban diprint di lembar terpisah,
    4. Link diprint dalam lembar terpisah,
    1. Pembangunan blog
    a. Pembangunan awal blog 30%
    b. Isi 40 %
    2. Link 5%
    a. Komentar 5%
    b. Sustansi 10%
    c. Jawaban pertanyaan 10%

  11. Isinya cukup menarik…saya juga sedang mengkaji model tenggelamnya pulau-pulau kecil di Indonesia….

    pada poin ke 3,……..ketika aktivitas terumbu karang telah menurun adalah semakin sedikitnya karbon yang terserap oleh terumbu karang, bukankah pada saat ini semakin banyak jumlah karbon yang diserap di lautan….bagaimana penjelasan anda?

    1. terima kasih atas tanggapan,
      saya sepakat jika dikatakan kemampuan terumbu karang telah berkurang dalam hal penyerapan karbon, hal ini tentunya disebabkan karena meningkatnya suhu air laur yang dapat mencapai 1,86 derajat Celcius.
      namun untuk kemampuan penyerapan yang dilakukan oleh laut sendiri, saya kurang sepakat jika di katakan mengalami peningkatan, hal ini merujuk pada hasil penelitian seorang peneliti dari Amerika, beliau mengatakan bahwa, kemampuan laut untuk menyerap karbon dari kurun waktu 90an sampai sekarang telah mengalami penurunan.
      hal ini berbeda jauh dari fungsi penyerapan karbon yang dilakukan oleh Hutan, yang lebih tinggi dalam hal penyerapan karbon.
      terima kasih.

  12. artikel nya baguus. menambah wawasan saya.
    pengen nanya
    sampai saat ini,apa saja pulau2 yang hilang di indonesia?apakah peristiwa itu juga terjadi di negara lain (contohnya negara apa)?
    jika pulau2 ni hilang apa ada korelasi denan batas negara kita?
    makasiih..
    comment k wordpress aq yah..:))

    1. terima kasih Saudara Mellanie atas tanggapannya.
      sampai saat ini, data yang saya peroleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan, sebanyak 26 pulau-pulau kecil telah tenggelam, dan kebanyakan terjadi di sekitar kepulauan Riau. untuk contoh negara lain, sampai saat ini saya belum mendapatkan data yang valid, setelah ini saya akan coba mencari dat-dat tersebut.
      terima kasih.

  13. Assalammu’alaikum wr.wb.

    Blog na menarik begitu pula isinya……………

    Saya sangat tertarik dengan artikel anda yang membahas tentang kondisi pulau-pulau kecil,
    Saya mau nanya, apa tindakan nyata yang akan anda lakukan untuk menanggulangi degradasi kondisi pulau-pulau kecil akibat perubahan iklim ini????

    Terima kasih, kawan.

    1. terima kasih atas tanggapannya.
      ketika kita berbicara mengenai langkah konkret, tentu berkaitan juga dengan kemampuan apa yang kita miliki.
      dalam hal ini, posisi saya sebagai mahasiswa, terlebih dahulu mencerdaskan diri mengenai duduk permasalahannya, baru beranjak ke pencerdasan lingkungan. setelah itu baru kita bisa berbuat konkret, seperti sosialisai terhadap penduduk pesisir, membuat sistem mitigasi yang tepat, serta yang tak kalah pentingnya adalah mengontrol jalannya kebijakan yang diambil oleh pemerintah terkait dengan permasalahan yang sedang terjadi.

    1. terima kasih atas pertanyaannya.
      dampaknya dari mulai kecil sampai pada dampak yang besar.
      dampak kecilnya, mungkin mulai banyak penyakit” yang di sebabkan oleh nyamuk karena suhu yang tinggi bisa menjadi suhu yang potensial untuk nyamuk berkembang biak.
      untuk dampak besarnya, bisa membuat sebuah pulau kecil tenggelam karena meningkatnya permukaan air laut.

    1. wlkmslm.
      terima kasih atas tanggapannya.
      saya sepakat jika di katakan bahwa tenggelamnya pulau-pulau kecil tentu akan membawa dampak negatif terhadap ekosistem di sekitarnya, namun mungkin hanya biota atau spesies indiogenous saja yang kemungkinan punah.
      terima kasih.

  14. wah,, blog yg cukup gelap,,
    hehhehee. . .

    saya boleh bertanya kan tentang blog anda ini,
    pertanyaan saya sih simple aja,
    pasti anda bisa menjawabnya,

    bnyak sekali perdebatan mengenai pemanasan global saat ini,
    apakah sebenarnya benar2 ada dan nantinya akan terjadi atau hanya bohong belaka pemansan global itu,??

    karena sebenrnya banyak sekali yg membantah dan menyatakan isu global wrming adalah sebuah kebohongan,
    seperti di situs ini,
    mohon d buka:
    http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2965426

    menurut anda sendiri sebagai mahasiswa kelautan bagaimana??
    trus jika tidak benar untuk apa adanya KTT COP-15 kmarin di Kopenhagen, Denmark yg mengahsilkan kekecewaan pada hasil konfrensi tersebut,
    dan bagaimana menurut anda solusi untuk KTT COP-16 yg akan d rencanakan di meksiko pada tahun 2010 ini,

    terima kasih,

    1. terima kasih atas pertanyaannya.
      menurut pendapat pribadi saya setelah membaca beberapa sumber bacaan terkait pemanasan global, memang benar ada bahaya yang menanti jika pemanasan global ini tidak dtanggulangi secara cepat, tepat dan komprehensif. namun bersama itu juga tentu ada agenda rahasia dan tersusun rapi dari para aktor yang selama ini bersuara lanrtang tentang perubahan iklim.
      contohnya bisa Anda lihat pada konferensi” yang terkait, hanya sebatas konferensi yang tak mengahsilkan apa”, kecuali UANG dan pengarahan opini publik untuk agenda-agenda terselubung mereka.
      utk konferensi nanti yang di Meksiko, saya lebih berharap peran politikk luar negeri Indonesia untuk lebih konkret dan berani lagi dalam menjadi pioneer dalam masalah ini.
      terima kasih.

    1. terima kasih atas pertanyaannya.
      pulau oseanik adalah pulau-pulau yang muncul dari kerak samudra yang terisolasi dari kerak benua sebagai hasil subduksi oseanik ke oseanik. Pulau-pulau oseanik ini contohnya di Nusa Tenggara yang membentuk baik busur dalam yang volkanik maupun busur luar yang non-volkanik. Semua pulau oseanik ini umurnya lebih muda daripada mid-Miosen (15 Ma). contoh lain dari pulau osenik misalnya Lombok-Sumbawa-Flores-Alor-Wetar-Damar-dst.di Busur Banda.
      terima kasih.

Tinggalkan Balasan ke harispramana53 Batalkan balasan